Saturday, 15 April 2017

Dosa dilakukan bukan kerana tidak tahu, tapi kerana tidak mampu menahan gelora nafsu.


Usah lah kita cemuh manusia-manusia yg telah terlanjur berbuat dosa. Andainya kita berada di tempat mereka, membesar di suasana hidup mereka, bergaul dgn manusia di persekitaran mereka, kita juga pasti akan jadi seperti mereka.
Anda dibesarkan di persekitaran agama. Anda tidak perlu berjuang siang dan malam utk sesuap nasi sebagaimana mereka lalui. Anda tidak perlu bergaul dgn manusia-manusia kasar spt mana mereka terpaksa tempuhi.
Persekitaran anda menyokong pembentukan iman. Sedangkan mereka sebaliknya. Anda dan mereka hanya dibezakan oleh nasib hidup. Salah mereka kah bila harus lahir di dalam keluarga susah sehingga harus menjalani kehidupan yg begitu berat menekan?
Kadang-kadang hidup ini membuat kita tidak byk pilihan, bahkan kadang malah tiada pilihan... Kadang pilihan hanya ada Mati atau Nikmati... Pulang atau Ulang.
Jadi sebelum anda berbangga dgn keadaan anda yg bgtu beruntung... yg bgtu agamawi... yg bgtu suci... dan mencemuh serta memandang enteng mereka yg penampilannya kelihatan spt 'bakal penghuni neraka' di mata anda, renung dulu dalam-dalam. Apakah jika anda berada di laluan hidup mereka maka anda akan dpt jd spt anda skrg ini? Apakah jika anda yg harus memikul beban yg mereka pikul sekian lama maka anda blh mengelak utk jadi spt mereka hari ini?
Tuhan tidak memandang wajahmu, tapi di hati mu. Penampilan mu yg kelihatan spt bakal 'penghuni syurga' tidak menentukan hati mu juga seharum syurgawi. Penampilan mereka yg spt 'bakal penghuni neraka' tidak menentukan hati mereka sebusuk air parit neraka.
Igt lah... Nasib mereka hanya kurang baik berbanding anda. Nasib hidup lebih memihak kpd anda. Lalu jadilah manusia yg prihatin. Bimbinglah mereka yg perlu, berilah sedikit kelebihan anda kpd mereka yg kekurangan, dan sayangilah mereka sehingga mereka juga blh menikmati nikmatnya hidup di dunia ini.
Jgn jadikan apa juga jurang perbezaan memisahkan rasa kemanusiaan anda. Kita semua sama. Bezanya sy sedikit lebih hensem dr anda heheee
Salam kasih sayang tanpa batas dari dasar hati yg terdalam. Moga anda semakin bijaksana dan bahagia :)
Diari mentor

CARTA ORGANISASI KERAJAAN JIN DI LANGIT & DI BUMI..



Raja diraja yang mentadbir raja-raja jin.

1. TanTari Yam LakLam

Raja–raja jin tujuh lapis alam atas langit. (Islam)

1. Rukyail
2. jibria’ail
3. Sami samail.
4. Mikiyail.
5. Sarifiyail.
6. Ainya’il.
7. Kaspiyail.

Raja-raja Jin Tujuh lapis alam bawah bumi (kapir).

Dikawalselia oleh malaikat.

1. Maitotron
2. Katbul Jalalah.

Majlis Raja diraja jin. (4 Ifrid)

1. Samris.
2. Munalik.
3. Hadlafagin
4. Suro.

Raja–raja Jin tujuh lapis alam bawah bumi.

1. Mazhab.
2. Murroh.
3. ShamHuros.
4. Ahmar.
5. Gurkon.
6. Zubai’ah.
7. Maimon.

Rasulullah menangis hingga pengsan ketika Jibril menyebutkan penghuni neraka yg ke-7 ......



ALLAH berfirman dalam beberapa ayat berikut.

"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yg jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya".- QS. Al-Furqan: 11.

"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yg mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah". -QS. Al-Mulk: 7.

Air di jahannam adalah Hamim (air panas yg menggelegak), anginnya adalah Samum (angin yg amat panas), sedang naungannya adalah Yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yg sangat panas). - QS. Al-Waqi'ah: 41-44.

Nabi Muhammad SAW meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.

"Pintu pertama dinamakan Hawiyah (jurang), yg diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.

Pintu ke 2 dinamakan Jahim, yg diperuntukkan bagi kaum musyrikin.

Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yg diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api.

Pintu ke 4 dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya.

Pintu ke 5 dinamakan Huthomah (menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi.

Pintu ke 6 dinamakan Sa'ir (api yg menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.

Rasulullah bertanya: "Bagaimana dgn pintu ke 7 ?"

Sejenak malaikat Jibril seperti ragu ragu untuk menyampaikan siapa yg akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah SAW mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan ...

"Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yg berdosa besar dan meninggal sebelum bertaubat."

Mendengar penjelasan itu,  Rasulullah terkejut lalu  pengsan. Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah SAW di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sedar beliau bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan rasa sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."

Nabi Muhammad SAW lalu menangis. Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sholat.

Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yg sgt memilukan.

Jom kita taubat sebelum terlewat dgn taubatan nasuha. Ya Allah, mohon ampun atas segala dosa. Janganlah sampai kita meninggal sebelum bertaubat.

Banyakkan sholawat kpd  Nabi Muhammad SAW agar kita mendapatkan syafa'at beliau di akhirat nanti.

Wahai sahabat & saudara2ku, jika selama ini saya salah dan khilaf.
Ana uhibbukum fillah... Semoga kita saling memanggil untuk masuk ke syurga nanti. Jangan sampai ada yg tertinggal di neraka.
Jika engkau tidak menemuiku di Jannah, maka tolong cari dan keluarkan aku dari neraka. ....Naudzubillahi min dzalik...

Wallahu'alam.

IBLIS BUKA RAHASIA KE NABI MUHAMMAD SAW...



IBLIS merupakan musuh nyata yang tidak pernah letih menggoda Bani Adam. Misi utamanya adalah membawa sebanyak-banyaknya umat menuju jalan sesat, agar kelak bersamanya ke lembah neraka. Iblis dan bala tentaranya memiliki berbagai macam cara menjerumuskan manusia.

Ternyata mahkluk sombong ini pernah datang menemu Rasulullah SAW untuk mengungkapkan kejujuran. Ia membongkar semua rahasia diri beserta seluruh bala tentara. Dialog yang terjadi antara Nabi Muhammad dan iblis berjalan cukup lama.

Rasul mempertanyakan semua hal yang menjadi rahasia iblis. Mulai dari cara iblis menggoda, hingga amalan yang bisa menyakitinya. Percakapan ini membuat manusia mengetahui tipu daya iblis dan membentengi diri. Lantas, apa saja rahasia iblis lainnya yang dibongkar dihadapan Rasul?

Hadis ini diriwayatkan dari Muadz bin Jabal ra. dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata bahwa pada suatu hari dirinya bersama sahabat lainnya dan Rasulullah sedang mengadakan pertemuan di rumah salah seorang sahabat Anshar di Madinah.Tiba-tiba dari luar rumah terdengar seseorang mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk.

Iblis : "Wahai penghuni rumah, apakah kalian mengizinkan aku masuk, karena kalian membutuhkan aku..?"

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat,

Rasulullah SAW : "Apakah kalian tahu siapa yang berseru itu..?"

Para Sahabat : "Tentu Allah dan rasulnya yang lebih tahu."

Rasulullah SAW : "Dia adalah Iblis yang terkutuk..! Semoga Allah senantiasa melaknatnya."

Umar bin Khatab ra. : "Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkan aku membunuhnya..?"

Rasulullah SAW : "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (Hari Kiamat)..?"

Rasulullah SAW melanjutkan perkataanya, Beliau meminta kepada sahabat agar mendengarkan dan memahami ucapan yang disampaikan iblis.

Setelah pintu dibuka, masuklah iblis ditengah-tengah majelis tersebut. Rupa iblis terlihat sangat mengerikan. Dia adalah sosok tua dengan mata buta sebelah serta memiliki janggut sebanyak tujuh helai dan menyerupai rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah dan memanjang ke atas. Kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, dan kedua bibirnya seperti bibir macan.

Iblis : "Assalamu' alaika ya Muhammad (Salam untukmu wahai Muhammad), assalamu' alaikum ya jama' atal muslimin (Salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)."

Rasulullah SAW : "Assalamu' lillah ya la' inin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai mahluk terlaknat). Aku mengetahui engkau punya keperluan terhadap kami. Apa keperluanmu itu wahai Iblis..?"

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam islam.”

“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Semoga dengan mengetahui ini, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW selalu membekali diri dengan iman, melakukan amalan yang
 membuat Iblis menjadi lemah, menjauhi hal-hal yang diinginkan mahkluk terlaknat tersebut. Allah lah maha pemilik ilmu pengetahuan.

MANA MAK???


Renung2kan....
Jam 6.30 petang.
Mak berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak tunggu adik bungsu balik dari sekolah agama.
Ayah baru balik dari sawah.
Ayah tanya Mak, “Along mana?’
Mak jawab, “Ada di dapur tolong siapkan makan.”
Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?”
Mak jawab, “Angah mandi, baru balik main bola.”
Ayah tanya Mak, “Ateh mana?”
Mak jawab, “Ateh, Kak Cik tengok tv dengan Alang di dalam?”
Ayah tanya lagi, “Adik dah balik?”
Mak jawab, “Belum. Patutnya dah balik. Basikal adik rosak kot. Kejap lagi kalau tak balik juga jom kita pergi cari Adik.”
Mak jawab soalan ayah penuh yakin. Tiap-tiap hari ayah tanya soalan yang sama. Mak jawab penuh perhatian. Mak ambil berat di mana anak-anak Mak dan bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap masa dan setiap ketika.
Dua puluh tahun kemudian
Jam 6.30 petang
Ayah balik ke rumah. Baju ayah basah. Hujan turun sejak tengahari.
Ayah tanya Along, “Mana Mak?”
Along sedang membelek-belek baju barunya. Along jawab, “Tak tahu.”
Ayah tanya Angah, “Mana Mak?”
Angah menonton tv. Angah jawab, “Mana Angah tahu.”
Ayah tanya Ateh, “Mana Mak?”
Ayah menunggu lama jawapan dari Ateh yang asyik membaca majalah.
Ayah tanya Ateh lagi, "Mana Mak?"
Ateh menjawab, “Entah.”
Ateh terus membaca majalah tanpa menoleh kepada Ayah.
Ayah tanya Alang, “Mana Mak?”
Alang tidak jawab. Alang hanya mengoncang bahu tanda tidak tahu.
Ayah tidak mahu tanya Kak Cik dan Adik yang sedang melayan facebook. Ayah tahu yang Ayah tidak akan dapat jawapan yang ayah mahu.
Tidak ada siapa tahu di mana Mak. Tidak ada siapa merasa ingin tahu di mana Mak. Mata dan hati anak-anak Mak tidak pada Mak. Hanya mata dan hati Ayah yang mencari-cari di mana Mak.
Tidak ada anak-anak Mak yang tahu setiap kali ayah bertanya, "Mana Mak?"
Tiba-tiba adik bungsu bersuara, “Mak ni dah senja-senja pun merayap lagi. Tak reti nak balik!!”
Tersentap hati Ayah mendengar kata-kata Adik.
Dulu anak-anak Mak akan berlari mendakap Mak apabila balik dari sekolah. Mereka akan tanya "Mana Mak?" apabila Mak tidak menunggu mereka di depan pintu.
Mereka akan tanya, "Mana Mak." Apabila dapat nomor 1 atau kaki melecet main bola di padang sekolah. Mak resah apabila anak-anak Mak lambat balik. Mak mahu tahu di mana semua anak-anaknya berada setiap waktu dan setiap ketika.
Sekarang anak-anak sudah besar. Sudah lama anak-anak Mak tidak bertanya 'Mana Mak?"
Semakin anak-anak Mak besar, soalan "Mana Mak?" semakin hilang dari bibir anak-anak Mak .
Ayah berdiri di depan pintu menunggu Mak. Ayah resah menunggu Mak kerana sudah senja sebegini Mak masih belum balik. Ayah risau kerana sejak akhir-akhir ini Mak selalu mengadu sakit lutut.
Dari jauh kelihatan sosok Mak berjalan memakai payung yang sudah uzur. Besi-besi payung tercacak keluar dari kainnya. Hujan masih belum berhenti. Mak menjinjit dua bungkusan plastik. Sudah kebiasaan bagi Mak, Mak akan bawa sesuatu untuk anak-anak Mak apabila pulang dari berjalan.
Sampai di halaman rumah Mak berhenti di depan deretan kereta anak-anak Mak. Mak buangkan daun-daun yang mengotori kereta anak-anak Mak. Mak usap bahagian depan kereta Ateh perlahan-lahan. Mak rasakan seperti mengusap kepala Ateh waktu Ateh kecil. Mak senyum. Kedua bibir Mak diketap repat. Senyum tertahan, hanya Ayah yang faham. Sekarang Mak tidak dapat lagi merasa mengusap kepala anak-anak seperti masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka sudah besar. Mak takut anak Mak akan menepis tangan Mak kalau Mak lakukannya.
Lima buah kereta milik anak-anak Mak berdiri megah. Kereta Ateh paling gah. Mak tidak tahu pun apa kehebatan kereta Ateh itu. Mak cuma suka warnanya. Kereta warna merah bata, warna kesukaan Mak. Mak belum merasa naik kereta anak Mak yang ini.
Baju mak basah kena hujan. Ayah tutupkan payung mak. Mak bagi salam. Salam Mak tidak berjawab. Terketar-ketar lutut Mak melangkah anak tangga. Ayah pimpin Mak masuk ke rumah. Lutut Mak sakit lagi.
Mak letakkan bungkusan di atas meja. Sebungkus rebung dan sebungkus kueh koci pemberian Mak Uda untuk anak-anak Mak. Mak Uda tahu anak-anak Mak suka makan kueh koci dan Mak malu untuk meminta untuk bawa balik. Namun raut wajah Mak sudah cukup membuat Mak Uda faham.
Semasa menerima bungkusan kueh koci dari Mak Uda tadi, Mak sempat berkata kepada Mak Uda, "Wah berebutlah budak-budak tu nanti nampak kueh koci kamu ni."
Sekurang-kurangnya itulah bayangan Mak. Mak bayangkan anak-anak Mak sedang gembira menikmati kueh koci sebagimana masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka berebut dan Mak jadi hakim pembuat keputusan muktamat. Sering kali Mak akan beri bahagian Mak supaya anak-anak Mak puas makan. Bayangan itu sering singgah di kepala Mak.
Ayah suruh Mak tukar baju yang basah itu. Mak akur.
Selepas Mak tukar baju, Ayah iring Mak ke dapur. Mak ajak anak-anak Mak makan kueh koci. Tidak seorang pun yang menoleh kepada Mak. Mata dan hati anak-anak Mak sudah bukan pada Mak lagi.
Mak hanya tunduk, akur dengan keadaan.
Ayah tahu Mak sudah tidak boleh mengharapkan anak-anak melompat-lompat gembira dan berlari mendakapnya seperti dulu.
Ayah temankan Mak makan. Mak menyuap nasi perlahan-lahan, masih mengharapkan anak-anak Mak akan makan bersama. Setiap hari Mak berharap begitu. Hanya Ayah yang duduk bersama Mak di meja makan setiap malam.
Ayah tahu Mak penat sebab berjalan jauh. Siang tadi Mak pergi ke rumah Mak Uda di kampung seberang untuk mencari rebung. Mak hendak masak rebung masak lemak cili api dengan ikan masin kesukaan anak-anak Mak.
Ayah tanya Mak kenapa Mak tidak telepon suruh anak-anak jemput. Mak jawab, "Saya dah suruh Uda telepon budak-budak ni tadi. Tapi Uda kata semua tak berangkat."
Mak minta Mak Uda telepon anak-anak yang Mak tidak boleh berjalan balik sebab hujan. Lutut Mak akan sakit kalau sejuk. Ada sedikit harapan di hati Mak agar salah seorang anak Mak akan menjemput Mak dengan kereta. Mak teringin kalau Ateh yang datang menjemput Mak dengan kereta barunya. Tidak ada siapa yang datang jemput Mak.
Mak tahu anak-anak mak tidak sedar telepon berbunyi. Mak ingat kata-kata ayah, “Kita tak usah susahkan anak-anak. Selagi kita mampu kita buat saja sendiri apa-apa pun. Mereka ada kehidupan masing-masing. Tak payah sedih-sedih. Maafkan sajalah anak-anak kita. Tak apalah kalau tak merasa menaiki kereta mereka sekarang. Nanti kalau kita mati kita masih ada peluang merasa anak-anak mengangkat kita kat bahu mereka.”
Mak faham buah hati Mak semua sudah besar. Along dan Angah sudah beristeri. Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik masing-masing sudah punya buah hati sendiri yang sudah mengambil tempat Mak di hati anak-anak Mak.
Pada suapan terakhir, setitik air mata Mak jatuh ke pinggan.
Kueh koci masih belum diusik oleh anak-anak Mak.
Beberapa tahun kemudian
Mak Uda tanya Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik, “Mana mak?”. Hanya Adik yang jawab, “Mak dah tak ada.”
Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik tidak sempat melihat Mak waktu Mak sakit.
Kini Mak sudah berada di sisi Tuhannya bukan di sisi anak-anak Mak lagi.
Dalam isakan tangis, Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik menerpa kubur Mak. Hanya batu nisan yang berdiri terpacak. Batu nisan Mak tidak boleh bersuara. Batu nisan tidak ada tangan macam tangan Mak yang selalu memeluk erat anak-anaknya apabila anak-anak datang menerpa Mak semasa anak-anak Mak kecil dulu.
Mak pergi semasa Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik berada jauh di bandar. Kata Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik mereka tidak dengar handphone berbunyi semasa ayah telepon untuk beritahu mak sakit tenat.
Mak faham, mata dan telinga anak-anak Mak adalah untuk orang lain bukan untuk Mak.
Hati anak-anak Mak bukan milik Mak lagi. Hanya hati Mak yang tidak pernah diberikan kepada sesiapa, hanya untuk anak-anak Mak..
Mak tidak sempat merasa diangkat di atas bahu anak-anak Mak. Hanya bahu ayah yang sempat mengangkat jenazah Mak dalam hujan renyai.
Ayah sedih sebab tiada lagi suara Mak yang akan menjawab soalan Ayah,
"Mana Along?" , "Mana Angah?", "Mana Ateh?", "Mana Alang?", "Mana Kak Cik?" atau "Mana Adik?". Hanya Mak saja yang rajin menjawab soalan ayah itu dan jawapan Mak memang tidak pernah silap. Mak sentiasa yakin dengan jawapannya sebab mak ambil tahu di mana anak-anaknya berada pada setiap waktu dan setiap ketika. Anak-anak Mak sentiasa di hati Mak tetapi hati anak-anak Mak ada orang lain yang mengisinya.
Ayah sedih. Di tepi kubur Mak, Ayah bermonolog sendiri, "Mulai hari ini tidak perlu bertanya lagi kepada Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik , "Mana mak?" "
Kereta merah Ateh bergerak perlahan membawa Ayah pulang. Along, Angah, Alang dan Adik mengikut dari belakang. Hati ayah hancur teringat hajat Mak untuk naik kereta merah Ateh tidak kesampaian. Ayah terbayang kata-kata Mak malam itu, "Cantiknya kereta Ateh, kan Bang? Besok-besok Ateh bawalah kita jalan-jalan kat Kuala Lumpur tu. Saya akan buat kueh koci buat bekal."
"Ayah, ayah....bangun." Suara Ateh memanggil ayah. Ayah pengsan sewaktu turun dari kereta Ateh..
Terketar-ketar ayah bersuara, "Mana Mak?"
Ayah tidak mampu berhenti menanya soalan itu. Sudah 10 tahun Mak pergi namun soalan "Mana Mak?" masih sering keluar dari mulut Ayah sehingga ke akhir usia.
Sebuah cerita pendek buat tatapan anak-anak yang kadang-kadang lupa persaan ibu. Kata orang hidup seorang ibu waktu muda dilambung resah, apabila tua dilambung rasa. Kata Rasulullah saw. ibu 3 kali lebih utama dari ayah. Bayangkanlah berapa kali ibu lebih utama dari isteri, pekerjaan dan anak-anak sebenarnya. Solat sunat pun Allah suruh berhenti apabila ibu memanggil.
Sharekan pada yg lain andai anda sayang ibu anda..
Bagi anak anak baca...😭 ðŸ˜­ ðŸ˜­
Image may contain: 2 people, text

Jangan salahkan orang lain

Salam sejahtera...semoga kawan2 saya..follower2 saya sentiasa berbahagia hendaknya...nk tanya sikit...adakah kawan2 kekadang suka salahkan org lain atas apa yg terjadi pada diri anda. Cuba jwb dgn jujurnya..jika ya ..tlg baca sampai hbs..sambil sarapan tu..atau dlm bas..komuter ke..boleh baca...moga bermanafaat..
Banyak orang tidak berdaya mengubah hidupnya kerana masih meletakkan orang lain sebagai 'penguasa' dalam kehidupannya.
Contohnya begini,
"Kerana si A aku jadi susah begini".
"Kerana si B aku jadi menderita begini".
Hukum alam tidak begitu sahabat.........
Apapun yang terjadi kepada kita adalah 'kerana diri kita' sendiri.
Ada karma-karma kita yang menarik peristiwa terjadi.
Ada kifarah-kifarah dosa yang membuat hidup kita mengalami hukuman-hukuman.
Dan.... 'orang lain' hanyalah 'ejen' Tuhan yang dihadirkan sebagai pelakon-pelakon tambahan di dalam senario karma-karma hidup kita.
Makanya....... Yang salah bukan orang lain, apalahi Tuhan.
Semuanya kembali lagi ke 'diri kita'.
Diri kita telah melakukan sesuatu sehingga kita akhirnya menerima sesuatu.
Hal paling pertama yang wajib kita lakukan untuk mengubah hidup adalah dengan menyedari bahawa,
(BACALAH AYAT INI BERULANG-ULANG AGAR ANDA MEMAHAMI HAKIKAT HIDUP DAN TERBEBAS DARIPADA ILUSI)
"Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi. Perasaan-perasaan ku menjadi faktor menarik semua kejadian dan peristiwa di dalam hidupku. Semua orang hanyalah watak tambahan cerita hidup yang aku ciptakan. Maka jika aku ingin mengubah hidupku, aku harus mengubah perasaan-perasaanku. Aku harus membersihkan hatiku daripada semua perasaan-perasaan negatif yang menarik hal-hal negatif ke dalam hidupku. Aku harus mampu menciptakan perasaan-perasaan positif agar hanya hal-hal positif terjadi di dalam hidupku"
Kalau anda sudah sedar akan hal ini, maka anda telah bersedia untuk mengubah hidup anda, dan anda telah punya KUASA untuk mengubah hidup anda.
Selagi anda menyalahkan orang lain dan keadaan-keadaan, maka anda masih dalam ILUSI dan KHAYALAN. Ini kerana anda memberi KUASA kepada orang lain dan keadaan mengubah hidup anda.
Iyaaaaaaaa.....
Kalau anda berkata,
"Gara-gara si anu lah aku jadi begini".
"Si anu lah yang buat aku sakit hati".
"Sakit betul hatiku oleh si anu"
Anda nampak tidak? Anda masih memberi KUASA kepada orang lain untuk mengubah hidup anda. Itu ILUSI dan KHAYALAN belaka.
Ada ungkapan indah begini,
"Ia am the captain of my soul, i am the master of my destiny"
Ertinya gini............
"Aku adalah kapten hatiku, aku merasakan di hatiku apa yang aku inginkan, bukan apa yang orang inginkan dan lakukan kepadaku.
Aku adalah penguasa ke atas nasibku. Aku tahu rumusnya untuk mengarahkan dan mengubah nasibku ke mana, iaitu dengan mengubah suasana hatiku kerana perasaan-perasaankulah yang menciptakan jalan kehidupanku".
Kalau sudah gitu, anda tinggal mendekat kepada Tuhan. Ingat Tuhan selalu kerana hati anda adalah 'kerabat' Tuhan.
Makin ingat Tuhan makin hati anda yakin, bahagia, gembira, damai sejahtera.
Dan hidup anda pun semakin bahagia dan indah.
Faham ya? Alhamdulilllah puji syukur kepada Tuhan.
Kalau belum faham, baca lagi...... lagi dan lagi sampai meresap wisdom nya ke minda anda.
Diari mentor

Saturday, 1 April 2017

TANDA-TANDA KANAK-KANAK DIGANGGU JIN


1. Kerap Jatuh sakit atau Demam & lambat untuk sembuh meskipun telah mengambil banyak ubat-ubatan dari Hospital & Klinik. Pemeriksaan Doktor juga menunjukkan tiada sebarang ketidak normalan atau penyakit
2. Sentiasa berasa panas dibahagian kepala tetapi apabila diperiksa suhu tubuh badan adalah Normal.
3. Perubahan suhu badan yang tidak sekata dimana hanya bahagian tubuh badan tertentu sahaja yang berasa panas atau sangat sejuk manakala bahagian tubuh badan yang lain berada dalam keadaan suhu yang Normal.
4. Anak sering tersentak atau terkejut sewaktu sedang nyenyak tidur. Ada juga yang kelihatan seperti kaki kanak-kanak tersebut ditarik-tarik.
5. Mata anak berkedip-kedip sewaktu tidur. Adakala anak matanya bergerak pantas & meliar memandang sekeliling atau matanya terbuka luas & merenung anda atau sesuatu seolah-olah dengan penuh khusyuk seperti dalam keadaan sedar atau jaga.
6. Gigi anak berlaga dibahagian atas & bawah sewaktu sedang tidur sehingga kedengaran bunyi geseran gigi tersebut.
7. Anak sering mengigau, meracau, menangis seaktu tidur & adakalanya terjaga seperti dikejutkan sewaktu sedang tidur
8. Anak sering menangis pada waktu malam tanpa sebarang sebab bahkan setelah diberikan susu pun masih menangis.
9. Anak kelihatan seperti mengunyah sesuatu terutama ketika baru sahaja tertidur.
10. Anak sering mengamuk seperti dirasuk sehingga bertindak ganas terhadap apa sahaja yang ada disekelilingnya
11. Anak tidak mendengar kata & suka melawan bahkan sukar untuk disuruh ke arah perkara kebaikan seperti solat & mengaji.
12. Anak sering ketakutan & menjadi penakut tanpa alasan yang munasabah
Silakan share jika bermanfaat.
No automatic alt text available.

Sampah yang berbau busuk, ke mana pun kita bawa pergi pasti lalat akan datang menghurunginya.

You know sahabat...
Sampah yang berbau busuk, ke mana pun kita bawa pergi pasti lalat akan datang menghurunginya.
Macam mana pun kita berusaha mengusir lalat itu, ia tetap akan datang lagi. Letak lah unggun api di dekat sampah itu, semburlah racun serangga di sekeliling kawasan sampah itu, lalat tetap akan datang nanti.
Kenapa?
Kerana sampah itu masih ada di situ. Sudah hukum alam, di mana ada sampah yang busuk pasti ada lalat.
Hidup ini begitu adanya......
Kebusukan hati seperti dendam, benci, khianat, kemarahan, serta perasaan-perasaan negatif seperti sesalan, kesedihan, ketakutan, dan sebagainya adalah 'sampah-sampah busuk' di pada diri kita. Manakala semua masalah adalah 'kumpulan lalat'.
Selagi sampah-sampah di dalam diri tidak dibersihkan, selagi itu lalat-lalat kehidupan akan sentiasa datang mengerumuni kita.
Selagi hati kita tidak dibersihkan dan digilap, selagi itu masalah-masalah hidup mendatangi kita. Usahalah sekuat mana pun untuk selesaikan masalah-masalah itu, habis satu masalah pasti akan datang lagi masalah seterusnya, kerana faktor penarik masalah belum dibersihkan.
Kadang kita merasa bahawa tempat tinggal kita dan orang-orang sekeliling kita sekarang ini yang 'bawa sial' sehingga kita pun mahu berhijrah ke tempat yang baru.
Tidak... Itu salah faham!
Kondisi hati kita lah yang menentukan samada kita mengalami kesialan atau keberuntungan. Bukan tempat atau orang sekeliling, atau apapa faktor luaran.
Hijrah lah ke mana pun. Selagi hati kita tidak berubah, selagi itu tempat dan orang-orang baru tetap terasa 'bikin sial'.
Hakikat hijrah adalah mengubah suasana hati, dari hati yang penuh kebusukan dan kenagatifan menjadi hati yang penuh sifat positif yang harum mewangi.
Tujuan hijrah fizikal, pindah dari satu wilayah ke wilayah lain, adalah agar kondisi hati berubah. Harapannya adalah mudah-mudahan tempat baru, suasan baru dan orang-orang baru boleh mengubah hati kita, reshape our heart.
Kalau hati kita tetap sama seperti dulu, tidak usah tinggi harapan untuk mengubah hidup, walau hijrah ke hujung dunia sekalipun.
Masalah bukan dari luar, tapi dari hati mu. Bite the bullet and take the pain!
Reshape your heart, to reshape your life...
Diari mentor
Image may contain: food

KEMANA PERGINYA AIR MANDIAN JENAZAH RASULULLAH

Kisah Yang Sangat Mengagumkan Berkenaan Syeikh Mutawalli Sya’rawi Rahimahullah :-
Pada masa dahulu, suatu muktamar Islami yang menghimpunkan para ulama’ muslimin telah dijalankan dalam tempoh selama seminggu. Syeikh Sya’rawi adalah di antara tokoh ulama’ Mesir yang dijemput untuk menghadiri muktamar tersebut.
Pada hari pertama muktamar, Syeikh Sya’rawi telah melihat pada diri pengerusi muktamar tersebut yang juga merupakan seorang ulama’ suatu perubahan besar dari segi keilmuannya dan makrifah yang tidak ada pada masa-masa sebelumnya. Lalu, Syeikh bangun menuju ke podium dan berkata, “Aku akan mengajukan suatu soalan kepada kamu dan aku inginkan jawapannya. Soalannya ialah : Ke manakah perginya air mandian jasad Rasulullah SAW?”. Iaitu yang dimaksudkan beliau ialah air yang digunakan ketika dimandikan jenazah Baginda SAW.
Akan tetapi apabila soalan itu diajukan, tidak ada sesiapa yang menjawabnya. Semua orang senyap dan berdiam diri kerana tidak tahu akan jawapannya. Pengerusi muktamar itu juga merasa sangat terkejut dengan soalan tersebut dan mengatakan dalam dirinya, “Bagaimana aku tidak mengetahui akan jawapan soalan ini?”. Lalu beliau mengambil jalan keluar daripada persoalan ini dengan mengatakan, “Berikan kami peluang masa, kami akan jawab soalan kamu pada pertemuan esok insyaAllah”.
Maka beliau pun pulang ke rumahnya dan tidak melakukan apa-apa selain daripada terus memasuki perpustakaan khasnya untuk mencari, meneliti dan membelek kitab-kitab bagi mencari jawapan kepada persoalan itu. Beliau telah menghabiskan masa yang lama dalam pencariannya, hingga diselubungi keletihan dan akhirnya terlelap tidur di atas kitab yang dibacanya.
Ketika ulama’ itu tidur, Rasulullah SAW telah datang bertemunya dalam mimpi dan bersama Baginda seorang lelaki yang memegang sebuah lampu pelita. Maka dengan segera beliau menuju kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Ya Rasulullah, ke manakah perginya air mandian jasadmu?”. Lalu Baginda SAW
 mengisyaratkan kepada lelaki pemegang lampu pelita yang berada di sisinya [supaya menjawab soalan itu]. Kemudian lelaki itu pun menjawab, “Air mandian Rasulullah SAW menyejat naik ke langit dan kemudian turun ke bumi dalam bentuk hujan. Setiap titisannya yang jatuh ke bumi, dibina di tempat itu masjid”.

Maka, terjagalah beliau daripada tidurnya dalam keadaan yang sangat gembira kerana telah mengetahui jawapan kepada persoalan tersebut.
Keesokan harinya, pengerusi muktamar itu hadir untuk hari kedua dan menunggu persoalan yang telah dilontarkan oleh Syeikh Sya’rawi untuk diutarakan semula. Akan tetapi Syeikh tidak bertanya. Di hujung muktamar pada hari kedua, akhirnya beliau bangun dan berkata kepada Syeikh Sya’rawi, “Kelmarin kamu telah bertanyakan satu soalan. Adakah kamu ingin mengetahui jawapannya?”.
Syeikh berkata : “Adakah kamu mengetahui jawapannya?”.
Beliau menjawab : “Ya”.
Syeikh bertanya : “Maka ke manakah perginya air mandian Rasulullah SAW?”.
Beliau menjawab : “Air mandian Rasulullah SAW menyejat naik ke langit dan kemudian turun ke bumi dalam bentuk hujan. Setiap titisannya yang jatuh ke bumi, dibina di tempat itu masjid”.
Syeikh bertanya lagi : “Bagaimana kamu mengetahuinya?”.
Beliau menjawab : “Rasulullah SAW telah datang kepadaku dalam mimpi [memberitahukan jawapannya]”.
Syeikh berkata : “Bahkan seorang lelaki yang memegang lampu pelita yang menjawab kepada kamu”.
Maka ulama’ itu terus merasa terperanjat dan terpegun, lalu bertanya, “Bagaimana kamu mengetahui perkara itu?”.
Lalu Syeikh Sya’rawi menjawab bahawa beliaulah lelaki yang memegang lampu pelita yang berada di sisi Rasulullah SAW dalam mimpi ulama’ itu.
Peristiwa ini telah memberikan kesan yang cukup mendalam kepada para hadirin dalam muktamar tersebut dan memeranjatkan semua orang. Hal ini menunjukkan kedudukan maqam yang tinggi beliau di sisi Allah Taala dan RasulNya