Wednesday, 10 May 2017

Cara rasullullah merawat jerawat....


Sebelum obat-obat jerawat modern hadir, pada zaman dahulu Rasulullah telah mengajarkan pada istri-istrinya mengenai cara pengubatan jerawat secara alami. Seperti yang telah termaktub dalam kisah, sebagaimana kidah tersebut adalah:
Istri-istri nabi bercerita, pada suatu hari Rasulullah SAW menemui mereka. Rasulullah kemudian melihat di antara jari mereka tumbuh semacam jerawat. Rasulullah lantas bertanya, “Engkau punya minyak wangi dzarirah?.” Mereka pun menjawab punya. Lantas Rasulullah berkata, “Bubuhkan di jerawatmu itu seraya membaca doa, ‘Ya Allah yang mengecilkan yang besar dan membesarkan yang kecil, kecilkanlah jerawatku ini’.”
Hadits yang diakui oleh Adz-Dzahabi di atas dikeluarkan oleh Al-Hakim.
Adz-Dzahabi mengatakan bahwa sanad dari hadits ini shahih, meskipun Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak mengeluarkan hadits tersebut. Sedangkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim telah diriwayatkan, bahwa Siti Aisyah menceritakan bahwa dirinya yang tengah memegang minyak wangi dzarirah membubuhi minyak itu kepada Rasulullah. Yang mana peristiwa itu terjadi pada hajjatul wada’ (haji perpisahan) untuk melakukan tahallul (mencukur rambut) dan ihram.
Dari hadits dan penjelasan tersebut ternyata Rasulullah SAW. telah mengajarkan bagaimana menyembuhkan jerawat sebelum obat-obat dan cara modern bermunculan, di mana menyembuhkan jerawat menggunakan Minyak Wangi Dzarirah.
Meskipun minyak wangi dzarirah memiliki efek yang tidak se-instan penyembuhan zaman modern, namun penyembuhan ini terbukti ampuh dan telah digunakan Rasulullah. Minyak wangi dzarirah adalah berasal dari sari batang dzarirah. Minyak wangi dzarirah adalah wewangian yang memiliki sifat panas dan keirng sehingga berguna untuk menyembuhkan jerawat atau mematangkan jerawat dan bisul. Adapun penggunaannya sangat sederhana. Yaitu, lakukan sebelum tidur dengan terlebih dahulu membersihkan wajah menggunakan air bersih atau sabun muka ber-PH rendah. Kemudian mengoleskannya pada jerawat. Tidur dengan posisi nyaman dan jangan banyak bergerak agar wangi dzarirah tetap menempel pada jerawat. Kemudian setelah bangun di pagi hari bersihkan wajah menggunakan air bersih.
Selain minyak wangi dzarirah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Untuk mengobati jerawat. Maka air wudhu pun dipercaya oleh banyak orang mampu mencegah atau menyembuhkan jerawat. Hal tersebut cukup masuk akal jika kita mengingat salah satu penyebab jerawat adalah bakteri dan kotoran yang menyumbat. Maka dengan berwudhu kita dapat senantiasa membersihkan wajah dari kotoran.
Image may contain: plant, grass, flower, nature and outdoor

Rahasia kecantikan istri dari Rasulullah SAW

Buat wanita muslimah, bolehlah mencontohi rahasia kecantikan istri dari Rasulullah SAW yaitu Siti Aisyah ra. Rahasianya, Aisyah ra cuma menggunakan mentimun dan kurma basah untuk menjaga penampilannya agar memiliki tubuh yang ideal.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, "Aisyah RA berkata: Ibuku mengobatiku agar aku kelihatan gemuk, saat dia hendak mempertemukan aku dengan Rasulullah SAW dan usaha itu tidak membuahkan hasil sehingga aku memakan mentimun dengan kurma basah. Kemudian aku menjadi gemuk dengan bentuk yang ideal". (HR Ibnu Majah).
Rasulullah SAW pun pernah menggunakan cara ini untuk menjaga kesehatannya.
Disebutkan dalam hadist, Abdullah bin Ja'far mengatakan; untuk menjaga kesehatannya, Rasulullah SAW suka makan mentimun dicampur dengan kurma. Kisah ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam salah satu haditsnya.
"Sesungguhnya Rasulullah SAW memakan mentimun dengan kurma masak" (HR Tirmidzi).
[Dikutip dari buku pintar kedokteran nabi karya Ibnu Qoyyim al-jauziyah hal-431, terbitan PT Fathan Prima Media]
Nah, untuk tampil menawan dengan memiliki tubuh yang ideal tak perlu dengan biaya yang mahal. Dengan cara yang telah dicontohkan oleh Aisyah ra, maka anda sudah bisa memiliki tubuh yang sehat dan ideal. Tapi ingat! Kecantikan seorang wanita muslimah bukan untuk dipamer atau dipertontonkan kepada bukan mahramnya. Bagaimana pun juga seorang wanita muslimah wajib untuk menutup aurat, karena itulah kecantikan yang sesungguhnya dihadapan Allah SWT.
Berikut ini manfaat mentimun dan kurma basah untuk kecantikan dan kesehatan wanita.
Manfaat mentimun untuk kecantikan kulit:
Mentimun dapat mengurangi lingkaran hitam pada mataMentimun mempunyai kekuatan yang cepat dan aman saat mengurangi lingkaran hitam pada mata. Mentimun mempunyai kandungan antioksidan serta silika yang berkhasiat untuk meremajakan dan membuat kulit halus dan lembut.
Mentimun dapat mengurangi bengkak pada kantung mataMentimun mempunyai kandungan asam askorbat yang berkhasiat untuk mengurangi retensi air hingga bisa mengurangi pembengkakan pada mata.
Mentimun dapat mengurangi bitik hitamCahaya matahari bisa mengakibatkan bintik-bintik hitam pada kulit. Mentimun bisa dipakai sebagai tonik yaitu dengan cara memarut dan mengoleskannya pada seluruh sisi muka dan leher. Khasiat parutan mentimun ini bisa mengurangi timbulnya bintik-bintik hitam pada kulit.
Mentimun bisa meremajakan kulitKhasiat umum mentimun yaitu dapat meremajakan kulit. Mentimun dapat digunakan sebagai masker untuk menjadikan kulit lebih halus dan lembut.
Mentimun berkhasiat untuk perawatan sunburn atau terbakar matahariBila kita berada di bawah matahari dengan jangka waktu yang cukup lama maka mengakibatkan kulit terbakar. Dampak pendingin yang didapatkan dari mentimun merupakan langkah alami dan lembut untuk menjadikan kulit seperti semula dan mempercepat sistem pengobatan.
Mentimun berkhasiat untuk mengencangkan pori-pori yang terbukaKita bisa membuat toner dari campuran mentimun dengan sari cuka apel, perasan lemon, putih telur, sari lidah buaya dan tomat untuk mengencangkan dan menutupi pori-pori yang terbuka.
Manfaat kurma untuk kesehatan wanita:
Menguatkan rahim seorang wanitaJenis kurma kering (tamr) berkhasiat untuk menguatkan sel-sel usus sekaligus melancarkan saluran kencing. Zat gizi dalam buah kurma juga berguna bagi wanita hamil yang akan melahirkan karena dapat membantu mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim.
Mengurangi pendarahan wanita yang melahirkanJenis kurma basah (rathab) bermanfaat untuk mengurangi pendarahan saat melahirkan. Berkat kandungan hormon oxytocine, proses pengembalian posisi rahim setelah melahirkan juga akan berlangsung lebih cepat.

RAHASIA BESAR WALI ALLAH

RAHASIA BESAR WALI ALLAH:
11 Ciri dan Tanda Bahwa Seseorang Itu ialah Wali Allah
11 Ciri/Tanda Bahwa Seseorang Itu ialah Wali Allah,Berikut ciri dan tandanya:
1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt.
Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya:
"Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Allah berfirman: "Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingai mereka."
Dari Said ra, ia berkata:
"Ketika Rasulullah saw ditanya: "Siapa wali-wali Allah?" Maka beliau bersabda: "Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah."
2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.
Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya:
10 Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu'aim dalam Hilya jilid I hal. 6
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya' dan Abu Nu'aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).
"Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu'adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: "Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu'adz?" Kata Mu'adz: "Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu."
3. Mereka bertakwa kepada Allah.
Allah swt berfirman:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat"13
Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: "Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana."
4. Mereka saling menyayangi dengan sesamanya.
Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:
Hadis riwayat Nasa'i, Al Bazzar dan Abu Nu'aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6
Surah Yunus: 62 - 64
Hadisriwayat.Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104
"Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah." Tanya seorang: "Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?" Sabda beliau: "Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah." Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati."
5. Mereka selalu sabar, wara' dan berbudi pekerti yang baik.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa"Rasulullah saw bersabda:
Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5
"Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara' dan berbudi luhur kepada orang lain."
Rasulullah saw bersabda: "Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka." Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: "Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat."
6. Mereka selalu terhindar ketika ada bencana.
Dari Ibnu Umar ra, katanya:
"Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberi makan dengan rahmatNya dan diberi hidup dalam afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurgaNya. Segala bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yang datang."
Rujukan:-
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya'
Hadis riwayat Abu Hu'aim dalam kitab Al Hilya
Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6
7. Hati mereka selalu terkait kepada Allah.
Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha'i: "Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya.. Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da'i kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka."
8. Mereka senang bermunajat di akhir malam.
Imam Ghazali menyebutkan: "Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: "Sesungguhnya ada hamba-hambaKu yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. " Tanya seorang siddiq: "Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?" Firman Allah: "Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dengan penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. Mereka berdiri, duduk, ruku', sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu. Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?"
Rujukan:-
Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal.. 80
Ihya' Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358
9. Mereka suka menangis dan mengingat Allah.
‘Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Malaikat memberitahu kepadaku: "Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur'an. Mereka suka membaca Al Qur'an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: "Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu."
10. Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya.
Dari Anas ibnu Malik ra berkata: "Rasul saw bersabda: "Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra' ibnu Malik, salah seorang di antara mereka."
Ketika Barra' memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: "Wahai Barra', sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: "Andaikata Barra' berdoa, pasti akan terkabul. Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami." Maka Barra' berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.
Di medan peperangan Sus, Barra' berdo'a: "Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu." Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra' gugur sebagai syahid.
Rujukan:-
Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam Hilya jilid I, hal 16
11. Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung.
Abdullah ibnu Mas'ud pernah menuturkan:
"Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: "Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan", pada telinga seorang yang pengsan. Maka dengan izin Allah, orang itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: "Apa yang engkau baca di telinga orang itu?" Kata Abdullah: "Aku tadi membaca firman Allah: "Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan" sampai akhir surah." Maka Rasul saw bersabda: "Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur."
- Hadis riwayat Abu Nu'aim dalam Al Hilya jilid I hal 7

Siapakah sebenarnya wali Allah itu? Apa batasan wali Allah, dan bagaimana caranya bisa menjadi wali Allah? Trmksh


Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ketika disebut kata wali, yang terbayang di benak sebagian besar kaum muslimin adalah orang yang memiliki banyak karamah, mulai kemampuan bisa terbang, berjalan di atas air, jum’atan di Masjidil Haram sementara orangnya di indonesia, shalat di atas pelepah pisang, bisa mengobati orang sakit, memahami berbagai bahasa di seluruh dunia, weruh sak durunge winarah (tahu sebelum diberi tahu) dan seambreg anggapan-anggapan sakti lainnya. Atau bisa dsimpulkan, mereka menganggap wali itu sama dengan orang sakti.
Tidak heran, jika ada di antara kiyai fasiq yang berlumuran dengan dosa dan maksiat, namun mereka menyebutnya sebagai wali, karena dia memiliki kesaktian. Sebaliknya, orang yang taat dan ikhlas dalam beribadah, namun karena tidak memiliki kesaktian, status kewaliannya diragukan.
Pemahaman ini, menjadikan sebagain besar kaum muslimin tidak bisa membedakan siapakah wali Allah dan siapakah yang bukan wali Allah (baca: wali setan). Karena bagi mereka standar wali adalah karamah (baca: kesaktian). Tanpa memperhatikan dari mana sumber karamah itu berasal. Akibatnya mereka mensikapi wali-wali Allah sebagai musuh, sebagaimana sikap mereka terhadap setan. Sebaliknya wali-wali setan disikapi sebagaimana orang shaleh layaknya wali Allah, karena dia punya banyak kesaktian.
Pengertian Wali Allah
Secara bahasa kata al-walii berasal dari kata dasar al-walaayah yang artinya cinta dan kedekatan. Lawan kata dari kata al-walaayah adalah al-‘adaawah yang artinya permusuhan. Orang yang taat kepada Allah disebut wali Allah, karena kedekatannya dengan Allah melalui ibadah yang dia lakukan dan ketundukannya untuk berusaha mengikuti semua aturan Sang Pencipta.
Allah ta’ala telah menjalaskan batasan, siapakah wali Allah yang sesungguhnya. Dalam al Qur’an surat Yunus ayat 62-63, Allah telah menjelaskan definisi wali Allah,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati – jaminan masuk surga – (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
Berdasarkan kriteria yang disebutkan dalam ayat di atas, Imam Abu Ja’far At-Thahawi memberikan sebuah kaidah:
والمؤمنون كلهم أولياء الرحمن، وأكرمهم عند الله أطوعهم وأتبعهم للقرآن
“Setiap mukmin adalah wali Allah. Dan wali yang paling mulia di sisi Allah adalah wali yang paling taat dan paling mengikuti Al Qur’an. (Aqidah Thahawiyah).
ketika menafsirkan ayat ini, Ibn Katsir mengatakan:
يخبر تعالى أن أولياءه هم الذين آمنوا وكانوا يتقون، كما فسرهم ربهم، فكل من كان تقيا كان لله وليا
“Allah mengabarkan bahwa wali-wali-Nya adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa. Sebagaimana yang Allah jelaskan. Sehingga setiap orang yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah.” (Tafsir Ibn Katsir, 4/278).
Berdasarkan definisi yang disebutkan pada ayat di atas serta beberapa keterangan ulama, dapat disimpulkan bahwa wali Allah adalah setiap hamba Allah yang beriman kepada-Nya dan melaksanakan konsekwensi imannya dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Kedekatannya dengan Allah sebanding dengan kedaan iman yang ada pada dirinya.
Setiap mukmin, berpeluang untuk bisa menjadi wali Allah. Selama dia berusaha berjuang untuk menjadi mukmin yang taat, mengikuti ajaran Al-Quran dan sunah sebagaimana yang didakwahkan para sahabat.
Sekali lagi kami tekankan bahwa ‘wali Allah’ sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesaktian, karamah maupun kejadian-kejadian luar biasa lainnya.
Allahu a’lam

“Kasyaf dari perspektif Islam”.


Oleh Profesor Abdul Hayyi Abdul Syukur dari Universiti Malaya
Dalam tasauf, kasyaf adalah merupakan satu sumber dalil atau ilmu. Ilmu kasyaf merupakan satu anugerah yang bernilai daripada Allah untuk hambanya yang terpilih. Guru-guru tarikat seringkali dikaitkan dengan ilmu kasyaf.
Mengikut Imam Al-Kusyairi “Kasyaf dari segi bahasa ialah terangkatnya hijab”. Mengikut istilah pula ialah “Dapat mengetahui apa yang berlaku disebalik hijab daripada perkara yang ghaib dan tidak diketahui oleh orang lain hakikat sebenar perkara tersebut”. Keujudan kasya ini adalah berbentuk ma’nawi dan tidak dapat dikesan oleh panca indera. Kasyaf berlku dengan cara musyahadah. Seperti dapat melihat roh atau perkara ghaib yang lain. Kasyaf juga boleh berlaku melalui pendengaran seperti Rasulullah s.a.w. mendengar wahyu yang diturunkan oleh Allah yang berbebntuk suara atau bunyi loceng …. Musyahadah atau kasyaf adalah tajalli daripada Allah s.w.t.
Dalam suasana masyarakat yang sering memperkatakan tentang kasyaf terdapat golongan menggunakan kasyaf sebagai sumber untuk mendapatkan pengaruh dan kepentingan tertentu. Ajaran sesat yang terdapat di Malaysia pada keseluruhannya menggunakan kasyaf sebagai salah satu perkara untuk mengekang pengikut mereka supaya taat dan patuh kepada pemimpin ajaran tersebut.
Dalam hal ini Profesor Abdul Hayyi Abdul Syukur dari Universiti Malaya cuba mengulas “Kasyaf dari perspektif Islam”.
Suatu perkara asas yang wajib kita ketahui ialah sumber hukum dalam Islam. Sumber hukum yang utama ialah Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Firman Allah yang bermaksud:
“Sekiranya kamu bercanggah dalam sesuatu perkara maka hendaklah kamu kembali kepada Allah dan RasulNya (AL-Quran dan Sunnah)”
Annisa’:59
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang kamu tidak sekali-kali akan sesat selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya: iaitu Kitab Allah dan sunnah Rasulullah s.a.w.”
(Al-Imam Malik)
Umat Islam tidak akan terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Islam kalau mereka meneliti ayat dan hadis tersebut, kerana ayat dan hadis tersebut merupakan asas utama untuk menjadi rujukan umat Islam. Sumber hukum dan akidah umat Islam tidak boleh lari dari dua sumber hukum tersebut. Setiap keputusan tidak boleh diambil daripada khurafat, mimpi, kasyaf, musyahadah, yaqzah, ilmu bathin dan sebagainya.
Kasyaf merupakan suatu perkara yang tidak boleh dinafikan didalam Islam, ini berdasarkan dalil daripada apa yang berlaku kepada Rasulullah s.a.w., para sahabat, salafussalih dan sebagainya. Ulama’ Ahlussunnah Wal Jamaah sepakat bahawa kasyaf memang ujud dan ia merupakan anugerah daripada Allah Taala kepada hambanya yang terpilih. Mengikut setengah pendapat bahaw kasyaf juga berlaku kepada orang kair. Kasyaf berlaku samada semasa jaga ataupun tidur. Semasa tidur dinamakan ru’yah assadiqah dan semasa jaga dianamakan ilham.
Kita perlu tahu setakat mana kebenaran kasyaf itu, apakah setiap perkara yang dianggap kasyaf itu boleh diterima atau sebaliknya?
Suatu garis panduan telah dinyatakan oleh para dinyatakan oleh ulama’ sejarah sejauh mana kebenaran kasyaf. Sesuatu perkara yang dianggap kasyaf perlu dilihat melalui Al-Quran dan Al-Sunnah. Kalau ianya bertentangan dengan Al-Quran atau Al-Sunnah maka kita wajib menolaknya dan kalau ia tidak bertentangan dengan kedua-dua sumber tersebut kita boleh menerimanya.
Dalam sejarah Islam banyak terdapat kisah yang menunjukan kasyaf ini benar-benar berlaku. Kalau kita perhatikan dalam kitab Hayatus Sahabah oleh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, banyak kisah para sahabat yang mendapat kasyaf. Begitu juga dalam kitab Jami’ Karamatul Aulia’ oleh Al-Nabhani. “Kasyaf merupakan anugerah Allah kepada hambaNya dan ia tidak boleh dilakukan melalui usaha tertentu atau ilmu kasab (secara usaha)”.
Kasyaf terbahagi kepada beberapa jenis, tidak semua kasyaf datangnya daripada Allah. Kasyaf juga datang dari syaitan dan jin. Syaitan yang menjadi musuh manusia sentiasa mencari jalan untuk menyesatkan manusia. Dan antara jalannya ialah perkara ghaib yang dianggap kasyaf.
Oleh itu ulama’ telah menetapkan syarat, untuk menerima kasyaf sebagai sumber ilmu dan hujjah. Antara syarat utamanya ialah: ianya tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah, ijma’ dan qias dan kasyaf juga tidak boleh diterima sebagai sumber hukum atau hujah. Sekiranya kasyaf berhubung dengan waktu sembahyang, tarikh puasa Ramadhan, tarikh hari raya dan sebagainya, kita wajib menolaknya kerana kasyaf seperti ini boleh menyesatkan manusia.
Dinegara kita ilmu kasyaf amat terkenal dikalangan pengamal tarikat tasauf, dan ajaran sesat. Ada setengah ajaran sesat menggunakan kasayaf sebagai batu loncatan untuk mengikat pengikut-pengikutnya supaya patuh dan taat kepada pemimpin. Sebagai contohnya jika derhaka kepada guru, mengikut kasyafnya ia akan ditimpa bala’ atau tidak dijamin masuk syurga.
Dalam hal ini, kita jangan mudah terpengaruh dengan ilmu kasyaf kerana perkara yang berkaitan dengan musibah bala’ yang menimpa seseorang. Dosa atau pahala, syurga atau neraka seseorang itu adalah ketetapan daripada Allah. Penggunaan ilmu kasyaf seperti ini banyak digunakan oleh pengikut Syiah, Bahai, ajaran sesat dan sebagainya dengan tujuan untuk mendapatkan pengaruh dan kedudukan.
Secara umunya kasyaf adalh suatu perkara diluar usaha manusia dan ia merupakan anugerah daripada Allah kepada hambanya yang terpilih.
Walaubaaimanapun kasyaf yang diperolehi perlu ditimbang dengan neraca Al-Quran dan Sunnah, Ijma’ ulama’ dan hukum alam yang lain. Kasyaf juga tidak boleh menjadi sumber hukum atau hujah untuk menentukan kesahihan sesuatu. Kita juga jangan mudah terpengaruh dengan orang yang mendakwa ia mendapat kasyaf. Kerana kasyaf juga datang dari syaitan untuk menyesatkan seseorang dari jalan yang sebenar.
Sumber: Tulisan ahakim@islam.gov.my

Kasyaf: Ilmu Islam yg dilupakan


Kasyaf adalah salah satu karamah atau kelebihan yang diberikan Tuhan kepada hamba-hambaNya yang dikasihiNya. Apa yang ingin disebut di sini adalah kasyaf yang dianugerahkan Tuhan kepada kekasihNya atau waliNya.
Walaupun tidak dinafikan, ada kasyaf yang didapati oleh orang awam, kasyaf sebegitu boleh menipu dan merosakkan diri merka. Kasyaf itu jika tidak dipimpin dan dijaga, nescaya menjadi istidraj kepada mereka.
Bagi wali Tuhan ini, hal-hal kasyaf sebenarnya telahpun dijanjikan Tuhan sepertimana dalam sebuah hadis qudsi,
Allah berfirman yang maksudnya: Orang yang mendekatkan diri kepadaKu, mengerjakan yang fardhu dan yang sunat, sehingga Aku cinta kepada mereka lalu Aku menjadi pendengaran mereka dan Aku menjadi penglihatan mereka.
Kasyaf kepada wali Allah ini ada banyak bahagiannya, seperti berikut:
1) Kasyaf Mata
Mata dapat melihat alam mawara-ul-maddah atau disebut sebagai alam yang seni-seni atau boleh disebutkan sebagai alam di luar kebendaan. Di sini, mata dapat melihat perkara-perkara ghaib seperti malaikat, jin dan syaitan. Kasyaf inilah yang menjadikan orang seperti Sayyidina Umar r.a nampak apa yang sedang berlaku pada tentera-tenteranya. Karamah seperti ini penting kerana dapat menyelamatkan seluruh tentera Islam.
2) Kasyaf Telinga
Kasyaf telinga disebut juga hatif. Telinga boleh mendengar benda-benda yang ghaib. Mendengar suara tetapi tidak nampak lembaganya sama ada dari jin yang soleh, malaikat atau waliullah. Suara itu adakalanya membawa berita gembira, adakalanya berita yang negatif. Tujuannya ialah Allah hendak menghiburkan orang yang mendapatnya. Kalau berita itu berita gembira, boleh menggembirakannya. Sebaliknya, kalau berita itu berita duka, juga akan menggembirakannya kerana dia tahu terlebih dahulu, sekurang-kurangnya dia boleh bersiap menghadapi ujian itu. Atau dia boleh mengelak daripada bahaya itu.
3) Kasyaf Mulut
Tuhan beri kepada orang itu, lidahnya ‘masin’ seperti doanya kabul atau apa yang dia sebut terjadi sama ada jangka pendek atau jangka panjang. Juga, di mana saja dia memberi kuliah, nasihat, tunjuk ajar, berdakwah dan sebagainya, ianya mudah diterima masyarakat dan boleh mengubah hati mereka. Akhirnya berubahlah sikap masyarakat. Karamah seperti ini biasanya dikurniakan kepada pemimpin.
4) Kasyaf Akal
Mendapat ilmu yang seni-seni yang Allah kurniakan pada seseorang terus jatuh ke hatinya. Ini terjadi tanpa dia belajar, tanpa membaca, tanpa mentelaah dan tanpa berguru. Dinamakan juga ilham atau ilmu laduni. Agar tidak terkeliru, perlu diingat orang yang hendak dapat ilmu laduni itu, dia mestilah dahulu ada ilmu asas iaitu ilmu fardhu ain.
5) Kasyaf Hati
Dinamakan juga firasat. Inilah kasyaf yang tertinggi daripada kasyaf-kasyaf yang disebutkan tadi. Biasanya dikurniakan kepada pemimpin. Itupun tidak banyak kerana Allah kurniakan hanya kepada pemimpin-pemimpin yang sangat soleh, yang sangat sabar menanggung ujian yang begitu berat ditimpakan kepada mereka. Kasyaf hati ialah rasa hati atau gerakan hati yang tepat lagi benar. Dia boleh menyuluh mazmumah yang seni-seni yang kadang-kadang kita membaca kitab tak mengerti. Termasuk juga adalah rasa hati dapat membaca diri seseorang. Nabi pernah bersabda, “Hendaklah kamu takuti firasat orang mukmin kerana dia melihat dengan pandangan Allah”. Apa yang dimaksudkan dengan firasat itu ialah kasyaf hati. Orang yang mendapatnya dapat memimpin diri dan dapat memimpin orang lain. Kalau tidak, seorang itu tidak layak jadi pemimpin. Kalau dia terus memimpin rosaknya lebih banyak daripada kebaikan.
Demikianlah yang dapat diceritakan tentang kasyaf. Moga-moga kita mendapat manfaatnya.

Bolehkah kita manusia, berkahwin dan beranak pinak dengan makhluk halus?




Jawapan dari Tuan Guru Dato’ Dr. Haron Din
Seperkara yang jelas kepada kita bahawa makhluk ini wujud dan boleh menyerupai dengan rupa-rupa yang mereka kehendaki dengan izin Allah S.W.T. Persoalan sama ada boleh atau tidak manusia berkahwin dengan makhluk halus dari segi sejarahnya banyak yang kita dengar bahawa Balqis adalah seorang raja di zaman Nabi Sulaiman.
Bapanya manusia dan ibunya daripada jin, ibunya bernama Balqmah binti Saisan.
Dalam sebuah hadis daripada Abu Hurairah, katanya Rasulullah s.a.w pernah berkata bahawa salah seorang daripada ibu bapa Balqis adalah jin. Hadis ini ada dalam Kitab al-Jami’ as-Saghir oleh Imam as-Sayuti.
Tetapi apabila balik kepada masalah hukum, dengan jelas al-Quran, Allah berfirman (mafhumnya),
“Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan hidupmu dari jenis kamu juga”. (Surah an-Nahli ayat 72)
Firman Allah (mafhumnya),
“Dan di antara tanda-tanda keagungan Allah dijadikan bagi kamu dari jenis kamu juga, pasangan-pasangan hidup, supaya kamu mendapat ketenangan dengannya dan dijadikan bagi kamu kasih sayang dan rahmat daripada Allah S.W.T.” (Surah ar-Rum, ayat 21).
Kedua-dua ayat ini boleh difahami dengan mudah bahawa pasangan hidup manusia adalah manusia juga. Barulah akan wujud ketenangan, kasih sayang, tambatan hati dan saling percaya mempercayai.
Bayangkan jika kita mempunyai isteri dari kalangan makhluk halus orang lain tidak nampak, kita nampak seorang sahaja, atau mungkin kita pun tidak nampak tetiba kita berselisih faham, bergaduh dan sebagainya, bagaimana akan terjadi kepada rumah tangga kita.
Hadis yang diriwayatkan oleh Yunus bin Yazid daripada Azzubri katanya, Rasulullah s.a.w menegah manusia mengahwini jin.
Berpandu kepada ayat dan hadis saya sebutkan, atas alasan ini jumhur ulama berpendirian, tidak harus mengahwini jin, jika berlaku perkahwinan, maka perkahwinan itu tidak sah. Kalau berlaku perhubungan jenis, mereka berkesedudukan dalam keadaan haram.
Tetapi Imam Malik bin Anas mengatakan perkahwinan itu adalah makruh dan ada ulama yang sependapat dengan Imam Malik.
Namun apapun yang dapat dilihat maka perkahwinan ini suatu yang kudus, yang pasti diketahui syarat sah perkahwinan, yang paling asas adalah agama.
Jika jin itu bukan Islam maka perkahwinan tidak sah. Jika dikatakan jin itu Islam, bagaimana boleh kita pastikan benar-benar bahawa dia Islam, apakah dengan pengakuan mulut yang mengatakan bahawa dia (jin) Islam boleh diterima.
Jika dikatakan jin itu mempunyai keilmuan Islam yang tinggi dan dia beramal dengannya, maka sama juga dengan manusia yang mengkaji Islam, tetapi tidak Islam.
Malah ada kalangan sarjana Barat yang banyak menghafal al-Quran, menghafal hadis dan mengetahui banyak hukum (terutama orientalis), kalau di alam manusia boleh berlaku, maka tidak mustahil di alam jin juga ianya boleh wujud.
Maka jalan yang terbaiklah, kahwinilah dengan manusia, seperti yang disebut Rasulullah, “Kahwinilah perempuan-perempuan manusia, kerana mereka boleh mendatangkan harta.”
Wallahu’alam….

Hantu Raya dan bunian


Sebelum topik hantu raya dan orang bunian ini diperincikan, ada baiknya kita memahami konsep sebenar kejadian-kejadian makhluk di atas muka bumi. Secara asasnya, Allah adalah Tuhan yang mencipta segala makhluk yang ada di alam semesta ini. Di antara makhluk-makhluk ini, ada yang dapat dilihat dengan mata kasar dan ada pula yang halus dan ghaib. Jin dan syaitan merupakan antara makhluk ghaib yang tinggal di atas muka bumi. Dalilnya firman Allah dalam surah al Baqarah ayat 36:
“Ingatlah kamu ketika Kami berfirman: Turunlah kamu semua (manusia dan jin), kamu bermusuhan antara satu sama lainnya dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kehidupan di atas muka bumi.”
Ayat di atas jelas membuktikan bahawa jin juga tinggal di atas muka bumi seperti manusia, bukannya di suatu alam ghaib yang istimewa. Bezanya, kita tidak dapat melihat mereka kerana kejadian tubuhnya yang halus. Sebagaimana kita tidak dapat melihat angin, begitulah juga kita tidak dapat melihat jin dan syaitan walaupun mereka berada di depan mata kita.
Menurut Imam As Sayuti dalam kitabnya Ahkam al-Jan, jin dan syaitan suka mendiami tempat-tempat kotor, seperti najis binatang, sampah sarap dan sebagainya. Mereka juga tinggal di air, di udara, di tanah perkuburan, di padang pasir, di gunung, di hutan rimba dan juga pohon-pohon. Justeru, orang Melayu yang terserempak dengan makhluk ini menamakannya bersempena lokasi ianya ditemui. Timbullah istilah hantu kubur, jembalang tanah, hantu air dan hantu laut.
Dari segi fizikal, ada jin yang kerdil dan kecil maka digelar toyol, yang bertelanjang tanpa pakaian maka digelar hantu kopek, yang berbungkus kain kapan digelar hantu bungkus, yang tinggi digelar hantu galah atau hantu tinggi, yang berkulit hitam digelar orang minyak, yang terbang mengilai digelar langsuir, yang melompat-lompat digelar hantu pocong, yang menyerupai belalang digelar pelesit dan yang menyerupai manusia digelar orang bunian. Maka, dapat disimpulkan bahawa makhluk-makhluk ghaib yang dikenali sebagai hantu dalam masyarakat Melayu ini adalah makhluk jin yang menjelma dalam pelbagai rupa dan bentuk.
Kisah Nabi Sulaiman, Ifrit, Balqis dan Seorang Ilmuan tentang Al-Kitab
Untuk mengenali sifat dan sikap makhluk-makhluk ghaib khususnya yang digelar hantu raya dan orang bunian ini, maka dialog antara Nabi Sulaiman a.s. dan menteri-menterinya dalam surah An Naml ayat 38-39 boleh dijadikan sandaran. Firman Allah SWT:
Sulaiman berkata: “Wahai pegawai-pegawaiku, siapakah di antara kamu yang dapat membawa kepadaku singgahsananya (Balqis) sebelum mereka datang mengadapku dalam keadaan berserah diri memeluk Islam?” Berkata ifrit dari golongan jin: “Aku akan membawakannya kepadamu sebelum engkau bangun dari tempat dudukmu, dan sesungguhnya aku amatlah kuat gagah untuk membawanya, lagi amanah. Berkata seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab: “Aku akan datangkan singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkelip.” Maka setelah dilihatnya singgahsana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini adalah kurnia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari.” Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Lagi Maha Mulia.
Dalam ayat ini, terdapat beberapa watak makhluk yang memiliki kebolehan dan kedudukan yang istimewa. Antaranya ialah Ifrit, Balqis dan seorang lelaki yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab.
Ifrit Segagah-gagah dan sejahat-jahat Jin
Berdasarkan ayat di atas, dapat kita ketahui bahawa Ifrit adalah salah satu bangsa jin yang gagah, kuat dan perkasa. Menurut Ibnu Ajibah dalam tafsirnya Al-Bahr al-Madid, nama ifrit tersebut ialah Zakuan atau Sakhra’. Ia mendakwa mampu untuk membawa singgahsana Balqis yangdiperbuat daripada emas padu bertatahkan manikam, zamrud, zabarzad dan mutiara dari negeri Saba ke Palestin dalam masa yang singkat. Selain terkenal dengan kekuatannya, ifrit juga masyhur sebagai makhluk yang sangat banyak tipu helah dan suka memperbodohkan manusia. Menurut ahli tafsir, oleh kerana ifrit bimbang Nabi Sulaiman tidak mempercayainya, maka ia terpaksa menegaskan kesungguhannya itu dengan berkata: “sesungguhnya aku amatlah kuat gagah untuk membawanya, lagi amanah”.
Ifrit merupakan rakan kongsi utama syaitan dan ia menaruh dendam yang amat mendalam terhadap manusia. Ia akan melakukan pelbagai usaha untuk merosakkan manusia termasuk kepada para nabi-nabi. Ada riwayat mengatakan bahawa salah seekor ifrit yang bernama Sokhel pernah menjelma dalam rupa Nabi Sulaiman bagi memperdayakan penyimpan cincin hikmat Nabi Sulaiman. Akibat kehilangan cincin tersebut, Sokhel telah berjaya mengambil alih pemerintahan kerajaan Nabi Sulaiman selama 40 hari. Nabi Muhammad SAW juga pernahdidatangi oleh ifrit untuk menggoda Baginda supaya terputus daripada mengerjakan sembahyang. Begitulah kejahatan dan kedengkian makhluk ini terhadap manusia. Namun, disebalik keburukan sifat ifrit ini, masih terdapat sebilangan manusia yang sanggup mengambil makhluk yang jahat ini sebagai sahabat atau pendamping mereka.
Dalam masyarakat Melayu, ifrit yang dijadikan sahabat ini dikenali sebagai hantu raya. Sebagaimana kebolehan ifrit di zaman Nabi Sulaiman, maka ifrit atau hantu raya yang dibela ini juga boleh menjelma menyerupai tuannya, boleh disuruh menjaga harta tuannya, boleh mengambil sesuatu jauh dengan cepat, boleh digunakan untuk menggerunkan musuh dan lain-lain. Manusia yang menggunakan khidmat ifrit kebanyakannya akan menghadapi masalah di akhir hayat mereka. Pelbagai gangguan dan penyakit akan ditimpakan ke atasnya. Apabila tuannya meninggal, ifrit ini akan mencari tuan baru dari kalangan anak cucu tuannya. Inilah yang dikenali sebagai saka. Begitulah cara ifrit melakukan tipudaya untuk menyesatkan keturunan Nabi Adam. Perkara ini telah dinyatakan oleh Allah dalam surah Al’A’raf ayat 16-17: Iblis berkata: “Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan menghalangi mereka (keturunan Adam) semua dari jalanMu yang lurus. Kemudian aku datangi mereka, dari hadapan mereka serta dari belakang mereka, dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka; dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur”.
Oleh kerana itu, para ulama melarang keras umat Islam dari bersahabat dengan makhluk jin kerana ia tidak memberi sebarang manafaat. Syeikh Abdul Wahab As-Sya’rani menegaskan di dalam kitabnya Yawaqitu wal Jawahir: “Barangsiapa memilih dan melebihkan persahabatan dengan jin berbanding bersahabat dengan para ulama, maka orang itu sangat jahil. Ini kerana menjadi tabiat jin untuk melampau-lampau dalam perbuatan dan perkataannya, dan selalu berdusta sebagaimana tabiat orang fasik. Maka orang yang berakal harus mengelakkan diri dari bersahabat dan bersekutu dengan jin sepertimana dia perlu mengelak dari bersahabat dan bersekutu dengan manusia yang fasik.”
Balqis adalah dari keturunan manusia dan jin
Dalam ayat tersebut dinyatakan juga tentang singgahsana milik seorang ratu yang bernama Balqis. Siapakah Balqis dan apakah keistimewaan Balqis? Menurut Ibnu Kathir dan Al-Qurtubi dalam tafsir mereka, Balqis adalah anak yang terhasil dari perkahwinan pembesar kerajaan Yaman yang bernama Syarahil dengan wanita dari bangsa jin bernama Raihanah As-Sakan. Ibu Balqis ini mempunyai rupa dan tubuh yang sama seperti manusia. Cuma yang berbeza ialah beliau hanya boleh dilihat oleh suaminya sahaja. Isu perkahwinan antara jin dan manusia ini turut dibahaskan oleh para ulama. Ada yang mengatakan ianya boleh terjadi dan ada yang mengatakannya mustahil. Namun yang pasti, majoriti ulama melarang manusia dari mengahwini bangsa jin.
Bangsa jin yang berkahwin dengan manusia ini biasanya mempunyai kehidupan seperti manusia, mempunyai kampung halaman, bandar dan struktur pentadbiran. Ada juga antara mereka yang suka berpindah randah. Hal ini menyamai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Thalabah al Khisyni r.a. dimana Rasulullah SAW bersabda: “Jin terdiri dari tiga golongan: Golongan yang bersayap terbang di udara, golongan yang berupa ular serta anjing dan golongan yang menetap dan berpindah randah.”
Dalam masyarakat Melayu, bangsa jin yang mempunyai bentuk seperti manusia ini dikenali sebagai orang bunian. Dalam kamus Dewan, orang bunian membawa maksud orang halus. Secara ringkas, orang bunian ialah makhluk jin yang mempunyai rupa bentuk seperti manusia tetapi tidak dapat dilihat dengan mata kasar. Kewujudan orang bunian bukan sahaja terdapat dalam masyarakat Melayu di Malaysia, tetapi juga di serata dunia dengan nama yang berbeza. Di sebelah negara Arab, orang bunian dikenali dengan nama Rijalul Ghaib yang membawa makna yang sama iaitu ‘orang yang ghaib’. Dalam kitab Syarah At-Thohawiyyah fi al-Aqidah as-Salafiyyah, juz 3, halaman 247, dinyatakan bahawa rijalul ghaib itu adalah bangsa jin. Dalam kitab Majmu’ fatawa, juz 2 halaman 62, Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahawasanya rijalul ghaib adalah bangsa jin yang menyerupai manusia.
Orang bunian ini boleh dikenali dengan beberapa ciri. Antaranya ialah dari aspek pemakaian, orang bunian gemar memakai pakaian yang mempunyai satu warna sahaja. Baju, seluar, kain, tudung atau serban semuanya mempunyai warna yang sama. Mereka juga sukakan bilik yang keseluruhannya dihiasi dengan fabrik berwarna kuning atau putih atau hitam sahaja. Orang bunian juga sangat bersopan dan lemah lembut dalam berurusan tetapi amat mudah berkecil hati. Mereka juga mudah menjadi agresif jika permintaannya tidak ditunaikan.
Orang bunian ini tidak boleh terbang dan menjelma dalam bentuk lain. Mereka hidup seperti manusia dengan berjalan kaki atau berkenderaan. Adakalanya mereka menumpang kenderaan manusia, malah dikatakan turut menunaikan haji dengan menaiki kapal sama seperti manusia. Guru saya iaitu Dr. Haji Jahid Sidek Al-Khalidi pernah menceritakan satu kisah benar yang berlaku sekitar tahun 70an. Ada seorang hamba Allah yang berasal dari Kedah pergi menunaikan haji dengan menggunakan kapal laut. Dalam perjalanan pulang, beliau berkenalan dengan seorang jemaah yang berasal dari Muar. Setelah sampai di Malaysia, beliau berhasrat menziarahi kenalannya ini. Apabila tiba di Muar, beliau meminta pemandu teksi menghantarnya ke alamat kenalannya itu. Pemandu teksi berasa pelik kerana tiada kampung di kawasan yang hendak dituju itu. Apabila sampai, tiada tanda wujudnya penempatan di situ. Beliau gagahi juga berjalan masuk ke dalam semak. Tiba-tiba, beliau menemui kampung dan rumah kenalannya. Kenalannya itu menjemput beliau masuk, tetapi ditolak beliau kerana lebih suka duduk ditangga bagi mengambil angin. Tersinggung dengan penolakan itu, salah seorang ahli keluarga kenalannya itu menolak beliau ke bawah. Sebaik terjatuh ke atas tanah, beliau dapati rumah dan kampung tersebut sudah ghaib dan sekelilingnya adalah semak dan belukar.
Walaupun banyak diceritakan tentang keindahan alam bunian dan kebaikan mereka, umat Islam perlu mengelak sebarang hubungan dengan makhluk ghaib ini. Dibimbangi syaitan akan mengambil kesempatan atas kelalaian kita yang menyangka bersahabat dengan jin itu boleh membantu mendekatkan diri kita kepada Allah. Syeikh Muhyiddin Ibnu al-Arabi menegaskan perkara ini di dalam kitabnya al-Futuhat: “Adapun orang yang bersahabat dengan jin itu tiada beroleh ilmu Allah, kerana jin itu sangat jahil akan Allah dan akan sifat-Nya. Dan terkadang orang yang bersahabat dengan jin itu menyangka bahawa segala perkara (ghaib) yang dikhabarkan oleh jin itu itu adalah karamah daripada Allah Ta’ala baginya. Maka sangkaannya itu adalah batil”.
Lelaki Yang Memiliki Ilmu dari Al-Kitab
Watak ketiga yang dinyatakan dalam ayat 40 surah An-Naml itu ialah seorang lelaki yang dikurniakan Allah suatu ilmu dari al-Kitab. Terdapat berbagai-bagai riwayat tentang lelaki ini. Ada yang mengatakan bahawa lelaki itu ialah Jibril, Nabi Khidir dan ada yang mengatakan beliau ialah Nabi Sulaiman a.s. itu sendiri. Namun, pendapat yang paling masyhur ialah beliau adalah Asif b. Burkhiya, salah seorang menteri kepada Nabi Sulaiman. Dengan keimanan yang mantap dan kefahaman tentang rahsia-rahsia dari Kitab yang diturunkan, beliau mampu mengatasi keupayaan ifrit tadi. Ibnu Ajibah meriwayatkan bahawa Asif telah berkata kepada Nabi Sulaiman: “Lemparkanlah pandanganmu sejauh mana engkau mampu”. Maka Nabi Sulaiman pun memandang ke arah Yaman. Maka Asif pun berdoa dengan nama-nama Allah Yang Maha Besar iaitu Ya Hayyu Ya Qayyum. Dengan izin Allah, singgahsana Balqis muncul di hadapan Nabi Sulaiman.
Peristiwa luarbiasa ini sebenarnya memberi pengajaran kepada kita terutamanya perawat-perawat Islam tentang akhlak sebenar seorang manusia yang benar-benar beriman kepada Allah. Apabila hajat Baginda a.s. supaya singgahsana tersebut dibawa ke hadapannya termakbul, Baginda terus melafaz kesyukuran dengan mengatakan bahawa apa yang berlaku adalah kurniaan dan ihsan Allah ke atas baginda, sedangkan Baginda tidak punya kuasa untuk mengadakannya. Baginya, kehebatan dan keajaiban ini adalah ujian untuk Baginda. Disebabkan itulah, maka Nabi Sulaiman dipuji oleh Allah dalam surah Shad ayat 30 sebagai sebaik-baik hamba.
Daripada kisah ini, dapat kita simpulkan bahawa segagah-gagah dan sejahat-jahat jin tidak akan mampu menandingi manusia yang mempunyai keimanan dan tawakal yang tinggi kepada Allah. Kemampuan mengalahkan makhluk tersebut merupakan kurniaan dan rahmat dari Allah semata-mata. Ianya juga adalah ujian kepada kita sama ada kita akan bersyukur atas pertolongan tersebut atau kita mendabik dada dengan mengatakan bahawa kita ada power untuk menundukkan ifrit tersebut.
Hantu Raya
Hantu Raya dalam budaya Melayu, merujuk kepada sejenis makhluk halus dan perkara tahyul. Ia dikatakan terdiri daripada golongan jin atau syaitan, yang dipelihara bagi tujuan membantu tuannya melakukan kerja dan juga bagi memudaratkan musuh. Pemeliharaan makhluk halus ini dikenali sebagai Saka.
Hantu Raya akan dikawal oleh pemiliknya yang boleh menyuruhnya melakukan apa-apa juga jenis kerja berat. Hantu Raya juga boleh disuruh oleh tuannya bagi merasuk seseorang. Hantu raya mempunyai keupayaan menjelma sebagai manusia biasa atau haiwan lain, dan biasanya Hantu Raya akan menjelma sebagai tuannya.
Hantu Raya yang dipelihara itu akan perlu diberi makan sebagaimana yang dipersetujui. Biasanya makanan yang disediakan dikenali sebagai Acak/ sajian termasuk telur, ayam panggang, pulut kuning dan sebagainya. Sekiranya tidak dijaga dengan baik dan diberi makan, Hantu Raya yang kelaparan itu akan menyerang tuannya.
Hantu Raya biasanya perlu diwarisi, dan sekiranya tidak diturunkan kepada waris, tuannya akan menjadi bangkai bernyawa. Tubuhnya mati dan berbau busuk, tetapi apabila hendak dikebumikan, ia akan bangkit seperti hidup. Selain itu, ia akan makan dengan lahapnya apabila diberi makan.
Berikut adalah kaedah sihir dari tradisi sihir Melayu. Makhluk ini boleh diwarisi untuk generasi. Di letak di sini untuk rujukan anda dan bukan untuk amalan kerana ini bukan ilmu hitam untuk di main-mainkan.
Mantra Penyeruan :
"Hai jin si hantu raya.
Jin kuning. Jin putih.
Hantu raya si jembalang air.
Mari sini datang ke mari.
Datang ke mari aku pujamu.
Hantu raya jembalang angin.
Aku tahu asal engkau.
Makanan engkau telur ayam.
Marilah ke sini makan benda-benda ini.
Hantu raya jembalang kuning.
Mari bersahabat bersama aku.
Mari datang menjadi diriku.
Datang ta'at turut perintahku.
Hantu raya jembalang kuning.
Merupa engkau datang padaku.
Jangan engkau ingkar.
Jangan engkau langgar perintahku.
Jika engkau ingkar juga.
Akanku buang engkau jauh ke laut.”
Sediakan sebiji telur mentah dan tebuk lubang pada kulit telur itu.Titikkan setitik darah anda sendiri dari jari kecil tangan kiri anda ke dalam telur.Beberapa lagi barang diperlukan, segenggam pulut kuning.1 Batang rokok.Segenggam nasi.Amalan ini di amalkan dekat busut bujang (Yang Tinggal Sendiri Satu) dan jauh dari orang-orang, Lakukan pada tengah-tengah malam.Amalan ini perlu dilakukan 3 malam berturut-turut.
Malam tadi adalah kunci untuk sama ada jampi seseorang itu berjaya atau sebaliknya.
Makhluk ini akan memakan makanan persembahan tersebut.
Tiba masanya untuk si pengamal memberitahu niatnya dengan perjanjian untuk memberi makan kepada Hantu Raya pada hari tertentu, Mungkin sekali sebulan, Setiap hari atau minggu dan lain-lain.
Sekarang masanya untuk si Hantu Raya menerima atau menolak perjanjian si pengamal.
Si pengamal akan merasa sejuk pada ibu jari atau ibu jari kaki kemudian seluruh badan akan menjadi sejuk ini bermaksud si Hantu Raya telah memasuki badan si pengamal, Selepas itu Hantu Raya itu akan keluar dari badan si pengamal melalui ibu jari kaki ataupun ibu jari tangan kanan.
Suhu badan si pengamal akan menjadi seperti biasa semula selepas si Hantu Raya telah pergi
Dengan ini perikatan antara tukang sihir dan hantu raya terbentuk.
Hantu Raya itu kemudian diperintahkan oleh pengamalnya untuk mengikuti beliau pulang ke rumah.
Antara tujuan lain Hantu Raya adalah untuk menjaga tuannya, keluarga dan harta benda termasuk tanaman kebun dari pencuri. Tuannya juga boleh menjadi kebal.
Hantu raya akan menurut perintah tuannya dengan syarat ia dilayan sebelum di perintah apa-apa.
Persembahan makanannya adalah :
Pulut KuningDauh SirehNasiTembakauBertihTelur Ayam
Ada mantera tertentu dalam panggilan hantu. Jika upacara diiringi dengan pembakaran kemenyan benzoik, maka hantu raya akan melakukan kerja dengan lebih cepat.
Untuk menyuruh Hantu Raya menghancurkan musuh baca mantera di bawah ini :
“Hai, anakku si Hantu Raya
Pergi dan menghantui ( Nama Yang Dituju Dengan Nama Ibunya )
Jika kamu tidak pergi makan hati dan perut dia
Musnahkan, makan hati dan perut dia
Aku sumpah kau
Engkau menderhaka kepada Allah,
Engkau menderhaka kepada Rasulullah,
Engkau menderhaka kepada saya. "
Makhluk ini perlu bersedia untuk melindungi tuannya semasa perjalanan. Berikut adalah satu contoh mantera :
“Hai, anakku si Hantu Raya
Bersedialah
Aku ingin pergi berjalan
Jaga aku dari atas
Jangan menderhaka kepada aku.
Engkau menderhaka kepada Muhammad,
Engkau menderhaka kepada Allah. "
Amalan ini bukan untuk di amalkan sesuka hati kerana pengamalan Hantu Raya adalah sangat berbahaya.

Petua untuk selesema dan berkahak

Anak Selesema dan Berkahak? Cuba Amalkan Petua Menggunakan Daun Sireh Ini..
Sekarang musim selesema,batuk serta demam. Untuk orang dewasa boleh merawat dengan minum ubat demam atau ubat batuk, tapi bagi bayi dan kanak-kanak boleh cuba cara tradisional ini, Insyaallah berkesan. Perkongsian ini oleh Puan Shikin Jaiz.
Assalamualaikum..
Salam jumaat..Pagi ni tergerak hati nak cuba petua yang sedang viral ni daun sireh untuk hilangkan batuk dan kahak.
Kebetulan adik ipar bagi daun sireh semalam..Malam tadi eijaz start batuk-batuk,hidung mcm ade hingus tapi tak keluar pun hingus tu..sapu minyak asmak..okay boleh tidur..
Pagi ni nampak tak selesa lg hidung macam tersumbat,so ibu amik daun sireh layur atas api lilin letak balm kemudian letak kat dada eijaz.
Kemudian tak lama tu eijaz bersin..haaaa..kuar cendol hijau..nmpk kelegaannya di situ..
Alhamdulillah..
1.layur kan sireh pd api lilin/dapur
2.sebaiknya 2 helai, sehelai untuk dada sehelai letak di belakang badan baby
3.selepas layur letakkan balm/vicks pd daun sireh
4. Letakkan sireh di dada baby dan belakang baby.
5.selamat mencuba.

Kenapa kita menderita....????


Kita menderita kerana asyik terfokus melihat kekurangan. Padahal sudah begitu byk kelebihan yg tuhan anugerahkan.
Benar janji tuhan, "Jika kamu bersukur aku tambahkan nikmatKu padamu, namun jika kamu ingkar sungguh seksaKu amat pedih"
Derita sengsara yg kita alami ketika ini adalah sbnrnya hasil "seksaKu amat pedih" akibat kita "ingkar" terhadap kurnia2 tuhan kpd kita. Kita fokus melihat kekurangan, itu petanda kita lupa trhadap kelebihan yg kita ada. Kita lupa mngiktiraf dan mngakui pemberian tuhan. Hasilnya kita selalu berkeluh kesah. Emosi jadi berat, hati jadi galau, mulut selalu mengomel dan tindakan juga menjurus ke arah kemusnahan.
Masalah takkan pernah habis selagi kita hidup. Bgtu juga nikmat kurnia tuhan takkan pernah putus selagi kita hidup. Sedangkan hidup itu sendiri adlh nikmat yg x ternilai.
Pada hakikatnya, nikmat tuhan jauh lebih byk berbanding ujianNya. Kita diberikan 99 nikmat dan 1 dugaan, kita akan tetap cenderung utk terfokus kpd 1 dugaan itu. Knp? Kerana mmg fitrah jiwa kita selalu melihat ke bawah, melihat yg kurang krn faktor tarikan unsur tanah salah satu elemen dalam penciptaan kita. Mmg fitrah manusia menuju kekotoran dan kerendahan serta kehancuran.
Justeru utk melihat ke atas, ke unsur cahaya yg merupakan unsur tinggi dan mulia dalam penciptaan manusia, kita perlukan perjuangan. Utk mampu bersyukur kita perlu berjuang. Utk mampu menjadi baik kita perlu berjuang. Utk mampu jd lebih baik lagi kita perlu berjuang lebih kuat lagi.
So as always... Hidup ini sebuah perjuangan.
Selamat berjuang my beloved frens. May God bless u always :)
Diari mentor

The darkness inside us....😉🤔


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi SAW bersabda, "Empat hal, barangsiapa memilikinya maka ia adalah munafik tulen. Barangsiapa yang memiliki salah satu dari sifat itu, maka ia memiliki karakter munafik hingga ia melepaskannya: Jika dipercaya ia berkhianat, jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika berdebat ia bertindak tak terpuji."
Penjelasan Hadits
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا
Empat hal, barangsiapa memilikinya maka ia adalah munafik tulen. Barangsiapa yang memiliki salah satu dari sifat itu, maka ia memiliki karakter munafik hingga ia melepaskannya:
Kita mungkin bertanya, mengapa pada hadits sebelumnya disebutkan tiga tanda munafik sedangkan pada hadits ini disebutkan ada empat hal? Imam Al Qurthubi menjawab, "Ada kemungkinan Rasulullah SAW baru mengetahui sifat tambahan itu." Namun, pendapat ini tidak disetujui oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa kedua hadits di atas (hadits ke-33 dan ke-44) tidak ada pertentangan. Karena sifat yang menunjukkan karakter orang munafik belum tentu tanda-tanda munafik. Karena bisa saja tanda-tanda tersebut merupakan sifat asli munafik. Dan jika ditambahkan sifat yang lain maka kemunafikannya akan semakin sempurna (tulen).
Dalam riwayat Muslim ada tambahan kata مِنْ (dari) sehingga berbunyi مِنْ عَلاَمَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلاَثَةٌ (diantara tanda-tanda munafik itu ada tiga). Riwayat Muslim dari Abu Hurairah tersebut malah mengindikasikan tidak adanya pembatasan terhadap tanda-tanda munafik. Masih ada tanda lain di luar tiga itu, meskipun tiga tanda yang telah disebutkan pada hadits ke-33 adalah tanda-tanda pokok atau utama.
Empat hal yang akan disebutkan dalam lanjutan hadits ini jika terhimpun dalam diri seseorang, maka itu menjadi indikator bahwa orang tersebut adalah munafik tulen. Jika salah satu atau sebagiannya dimiliki seseorang, maka ia termasuk berkarakter munafik, sampai ia meninggalkan atau melepaskan sifat-sifat tersebut.
Apa saja keempat sifat itu?
إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Jika dipercaya ia berkhianat, jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika berdebat ia bertindak tak terpuji
Tiga hal yang disebutkan pertama adalah sama dengan tiga tanda-tanda munafik yang disebutkan pada hadits ke-33. Seperti disebutkan di awal, itulah tanda-tanda utama. Mengapa? Sebab domain amal seseorang hanya tiga; perkataan, perbuatan dan niat. Dusta itu merusak perkataan, khianat itu merusak perbuatan, mengingkari janji itu merusak niat. Sedangkan jika janji tidak terpenuhi tanpa sengaja (sebenarnya sudah berusaha tapi tidak berhasil), maka ia tidak dikategorikan sebagai tanda munafik, sebagaimana dijelaskan Imam Ghazali dalamIhya' Ulumuddin.
Hal baru dalam hadits ini yang tidak disebutkan sebagai tanda munafik dalam hadits sebelumnya adalah bertindak "fujur" ketika berdebat. Fujur yang dimaksud dalam hadits ini adalah meninggalkan kebenaran dan menggunakan tipu daya untuk menolaknya. Sebenarnya karakter ini bisa dimasukkan dalam kategori berdusta dalam berbicara.
Pelajaran Hadits
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini diantaranya adalah:
1. Tanda-tanda munafik yang pokok ada tiga. Namun, selain yang tiga itu ada sifat lain yang dimiliki oleh munafik, diantaranya bersikap buruk ketika berdebat dengan berdusta dan menggunakan tipu daya untuk menolak kebenaran;
2. Jika seseorang secara sempurna memiliki tanda-tanda munafik atau sifat munafik, maka ia adalah munafik tulen. Jika sebagian sifat yang dimiliki sedangkan yang lainnya tidak, maka ia memiliki sebagian kemunafikan;
3. Selain tiga tanda kemunafikan yaitu jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika diberi amanah ia berkhianat, orang yang munafik memiliki sifat fujur ketika berdebat (meninggalkan kebenaran dan menggunakan tipu daya untuk menolak kebenaran itu).
Demikian hadits ke-34 Shahih Bukhari dan penjelasannya, semoga kita dilindungi Allah SWT dari kemunafikan dan orang munafik, serta dikaruniai taufiq agar terjauh dari tanda-tanda munafik. Wallaahu a'lam bish shawab.[]
Image may contain: 1 person, close-up

Utamakan pencapaian, bukan perasaan😉


Mahu sukses, fokus pada pencapaian... Bukan pada perasaan. Cinta tanpa kekukuhan ekonomi itu cinta yang berliku. Cinta yang dilandaskan oleh kekuatan ekonomi itu baru cinta yang kukuh.
Ini zaman kapitalis, semua perlukan wang. Bukan lagi zaman jepun, yang boleh duduk di pondok kecil boleh suka hati tanam ubi di tanah yang free dan minum air sungai yang besih tanpa cemar.
Lalu ada yang protes... Dengan cinta saya boleh berusaha lebih semangat ke arah kesuksesan. Tanpa cinta saya lemah... Ok, cinta sama tuhan ka nda?... Iya katanya... Cinta sama keluarga ka nda?... Iya juga katanya... Belum cukupkah itu membuat mu semangat utk bekerja dan berkarya ke arah kesuksesan?
Kalau katamu perlu cinta dari pasangan baru semangat untuk sukses, jangan-jangan yang kau perlukan sebenarnya bukan cinta, tapi sebetulnya kau perlukan tempat untuk bergantung dan berlindung daripada kerasnya kehidupan... Kalau begitu cinta mu munafik kawan. Kerana tanpa pasangan, hidup mu seakan sudah berakhir, kerana kau kehilangan tempat bergantung.
Niatlah utk sukses demi menampung keluarga yang kau cintai... Dan demi mengikuti perintah tuhan yang kau kasihi... Dengan begitu dirimu akan lebih kuat melangkah dan keberkatan melimpahi perjalanan hidup mu. Keluargamu tidak akan pernah membuang mu, dan tuhan mu tidak akan pernah mati... Tapi pasanganmu, dia boleh pergi anytime. Yang jelas, dia pasti akan mati.
Berjuanglah untuk sesuatu yang lebih teguh dan kukuh. Demi keluarga, demi bangsa dan negara, dan demi menyahut perintah tuhanmu.
Ketika dirimu berada di suatu puncak kesuksesan, cinta akan hadir melimpah limpah. Tinggal kau pilih siapa yang layak untuk dirimu. Kerana hukum alam menetapkan begini... Orang yang sukses akan didampingi oleh orang sukses. Orang kuat akan didampingi pasangan yang juga kuat. Orang lemah akan didampingi pasangan yang lemah. Orang warak akan didampingi pasangan yg warak. Orang clubbing akan didampingi pasangan yg clubbing.
Pelajarannya apa? Jika dirimu ingin didampingi pasangan yang sukses, maka sukseskan lah juga dirimu. Jika dirimu ingin didampingi oleh orang yang kuat, maka kuatkanlah juga diri mu. Ini hukum alam, bukan hukum hakam buatan. Its the selction of nature.
Ketika dirimu lemah, lalu kau mencari pasangan yang kuat, alam tetap akan memilih dan akhirnya kau gagal mendampinginya, kerana getaran mu berbeza. Tetapi ketika kau sibuk memperbaiki lemahnya diri mu sehingga diri mu menjadi kuat, hukum alam memilihkan pasangan yang secocok sama kuat untuk mu. Like attract likes. This is the law of attraction.
Kau mengharapkan berganding dengan pasangan setaraf Yusuf, tapi dirimu tidak berusaha menjadi selevel Zulaika... Ketika dirimu berusaha menjadi selevel Zulaika, maka Yusuf mu datang sendiri tanpa kau usahakan... Kerana hukum alam tadi.
Kau mengharapkan kekasih seindah Fatimah, tapi kau tidak tempa dirimu segagah Saidina Ali. Maka jangan hairan alam memberimu nenek kebayan.
So... Utamakan pencapaian, bukan perasaan.
Salam sayang seperti selalu :)
Diari mentor